Rabu, 12 Januari 2011

Memulai Bisnis Tanpa Uang Tunai

"Bisnis punya uang tunai dulu, itu sudah lumrah. Tapi tak benar, tak mungkin memulai bisnis tanpa uang tunai"
Mungkinkah kita mulai bisnis tanpa memiliki uang tunai? Saya kira itu mungkin saja. Mengapa tidak! Jika kita mampu mengoptimalkan pemikiran kita, maka akan banyak jalan yang bisa ditempuh dalam menghadapi masalah permodalan untuk kita bisa memulai bisnis. Cuma masalah permodalan untuk kita bisa memulai bisnis. Cuma masalahnya, darimana duit itu berasal? Logikanya, semua bisnis itu membutuhkan modal uang.

Memang, kebanyakan kita selalu mengeluh ketiadaan modal uang sebagai alasan mengapa kita “enggan” berwirausaha. Padahal, modal yang paling vital sebenarnya bukanlah uang, tetapi modal non-fisik, yakni berupa motivasi dan keberanian memulai yang mengebu-gebu.

Saya yakin, jika hal itu sudah bisa dipenuhi, maka mencari modal uang bukanlah persoalan yang tidak mungkin, meski secara pribadi kita tidak memiliki uang. Sementara kita telah tahu, bahwa peluang bisnis telah ada di depan mata. Tentu, alangkah baiknya jika kita tidak menundanya untuk memulai berbisnis.

Toh kita tahu, bahwa sebenarnya banyak sumber permodalan. Seperti uang tabungan, uang pesangon, pinjam di bank dan di koperasi atau dari lembaga keuangan atau dari pihak lainnya. Namun, jika kita ternyata tidak memiliki uang tabungan, uang pesangon atau katakanlah belum ada keberanian untuk meminjam uang di bank atau koperasi, saya kira kita juga tidak perlu risau. Karena ada cara untuk memulai bisnis, meski kita tidak memiliki uang tunai sekalipun.

Contohnya, kita bisa menjadi seorang perantara. Misalnya, menjadi perantara jual beli rumah, jual beli motor dan lain-lain. Keuntungan yang kita dapat bisa dari komisi penjualan atau cara lain atas kesepakatan kita dengan pemilik produk. Saya yakin, kita pasti bisa melakukannya.

Kita bisa juga membuat usaha dengan cara konsumen melakukan pembayaran di muka. Dalam hal ini, kita bisa mencari bisnis dimana konsumen yang jadi sasaran bisnis kita itu mau membayar atau mengeluarkan uang dulu sebelum proses bisnis, baik jasa maupun produk, itu terjadi. Misalnya bisa dilakukan pada bisnis jasa, seperti industri jasa pendidikan. Dimana, siswa diwajibkan membayar dulu didepan sebelum proses pendidikan itu terjadi.

Bisa juga misalnya, ada orang yang memesan barang pada kita, namun sebelum barang yang dipesan itu jadi, pihak konsumen sudah memberikan uang muka dulu. Artinya, itu sama saja kita telah diberi modal oleh konsumen.

Masih ada cara lain memulai bisnis tanpa kita memiliki uang tunai. Contohnya, menggunakan sistem bagi hasil. Biasanya, cara bisnis model ini banyak diterapkan pada Rumah Makan Padang. Dimana kita sebagai orang yang memiliki keahlian memasak, sementara patner bisnis kita sebagai pemilik modal uang.

Kita bekerjasama dan keuntungan yang didapat pun dibagi sesuai kesepakatan bersama. Atau kita mungkin ingin cara lain? Tentu masih ada. Contohnya, kita bisa melakukannya dengan sistem barter dengan pemasok, dan kita pun jika memiliki keahlian tertentu, mengapa tidak saja menjadi seorang konsultan. Selain itu, bisa saja dengan cara kita mengambil dulu produk yang akan diperdagangkan, hanya untuk pembayarannya bisa kita lakukan setelah produk tersebut terjual pada konsumen. Tentu, masih banyak cara lain untuk kita memulai bisnis tanpa uang tunai.

Oleh karena itu, menurut saya, sebaiknya kita tidak perlu berkecil hati atau takut dipandang rendah, bila ternyata kita memang tidak memiliki uang tunai namun berhasrat untuk memulai bisnis. Saya yakin, dengan kita memiliki uang tunai namun berhasrat untuk memulai bisnis. Saya yakin, dengan kita memiliki kemauan besar menjadi seorang wirausahawan atau entrepreneur, maka setidaknya akan selalu ada jalan untuk memulai bisnis. Nyatanya, tidak sedikit pengusaha yang telah meraih keberhasilan meski saat memulai bisnisnya dulu tanpa memiliki uang tunai.

Itu menunjukkan bahwa tidak benar kalau ada yang mengatakan “Tak mungkin kita memulai bisnis tanpa memiliki uang tunai.” Kuncinya sebetulnya terletak pada motivasi dan keberanian kita memulai bisnis yang mengebu-ngebu. Hanya saja, untuk cepat meraih sukses - apalagi tanpa memiliki uang tunai - itu tidak semudah seperti kita membalikkan telapak tangan. Semuanya membutuhkan perjuangan.


salam sukses!!
by : PEC

MEMULAI BISNIS BARU

"Jika kita memang ingin memulai bisnis baru, maka semestinya peluang pasarlah yang lebih kita jadikan pijakan"
Saya percaya, bahwa setiap tahun telah cukup banyak orang yang masuk dunia bisnis. Mereka umumnya melakukan tiga cara. Yakni, membeli bisnis yang sudah ada, menjadi partner dalam sebuah franchise, atau dengan memulai bisnis baru.

Jika kita akan memulai bisnis baru, tentu kita harus bisa menjawab empat pertanyaan ini :

I. produk atau layanan apakah yang akan kita buat, dan itu untuk siapa?

II. Mengapa harus usaha itu? Mengapa calon customer harus membeli dari kita? Apa yang akan kita berikan jika ternyata produk itu belum ada? Bagaimana kompetisinya? Apa keuntungan yang akan kita peroleh dari kompetisi itu?

III. Apakah kita mempunyai sumbernya? Apakah kita akan mendapat order? Apakah order itu datang segera?

IV. Siapa pasar kita? Lantas dari manakah ide untuk mulai bisnis baru itu berasal?

Hasil sebuah survey di AS, yang tertuang dalam buku The Origins of Entrepreneurship, memang disebutkan, bahwa ;
- 43% pengusaha itu dapat ide dari pengalaman yang diperoleh saat dia bekerja di industri yang sama. Mereka tahu operasional suatu usaha dan umumnya punya jaringan kerjasama.
- 15% pengusaha dapat ide bisnis saat melihat orang lain mencoba suatu usaha.
- 11% pengusaha dapat ide saat melihat peluang pasar yang tidak atau belum terpenuhi,
- 7% pengusaha dapat ide karena telah meneliti secara sistematik kesempatan berbisnis, dan
- 3% pengusaha dapat ide karena hobi atau tertarik akan kegemaran tertentu.

Di Indonesia sendiri bagaimana?

Saya kira dalam konteks ini, kita tidak harus sependapat dengan hasil data tersebut. Data 43% pengusaha itu dapat ide dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di industri yang sama, itu menunjukkan bahwa dia tipe pengusaha yang hanya berani memulai bisnis baru karena hanya semata melihat sisi terangnya saja. Menurut saya, jika kita memang benar-benar ingin memulai bisnis baru, semestinya peluang pasarlah yang lebih kita jadikan pijakan.

Untuk itulah langkah yang kita gunakan pun bukannya inside out aproach melainkan outside in approach, yaitu pendekatan dari luar ke dalam. Cara ini cenderung melihat dahulu, apakah ada peluang bisnis atau tidak. Sebab, sesungguhnya ide dasar bisnis itu sukses adalah jika kita mampu merespon dan mengkreasikan kebutuhan pasar. Cara ini biasanya disebut opportunity recognition.

Oleh karena itulah, saya berpendapat, sebagai pengusaha kita semestinya harus berani memulai bisnis baru. Hal itu memang bukan hal mudah, karena membutuhkan analisa dan perencanaan yang serius.

Namun, percayalah bahwa ide memulai bisnis baru tak terlalu sulit. Ide itu bisa berasal dari mana saja dalam berbagai cara.Yang pasti,sekali ide bisnis itu dikembangkan dengan jelas, maka bisnis baru itu niscaya akan berkembang. Apalagi, setelah terlebih dahulu kita adakan evaluasi dengan teliti, baik itu berkaitan dengan customer dan Kompetisinya.


by : mbah purdi